MAKALAH
PELAJARAN
PENGOLAHAN MAKANAN MODERN
AYAM GORENG TALIWANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
Juni 2018
Penulis
Josefine
DAFTAR
ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 ( PENDAHULUAN ) 4
Latar
Belakang 4
Rumusan Masalah dan
Tujuan 5
BAB
2 ( PEMBAHASAN )
Sejarah…..
…………..………………………………………………………………..6
Perkembangan dan Nilai...…..………………………………………………………..8
Filosofi……....………………………………………..……………………………..10
Resep…………………………………………………………………………….......13
Manfaat…………………………………………………………………………...…15
BAB
3 ( PENUTUP )
Kesimpulan dan
Saran………………………………………………………………17
Kata
Penutup……….…………………………...……………………………………...20
Daftar
Pustaka….………………………………...…………………………………….21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masakan
Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari
kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran
penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum sebagai salah satu warisan
leluhur. Ada keterkaitan antara sumber perolehan bahan makanan, rempah-rempah,
tata cara penyajian, tradisi pembuatan atau memasak, penggunaan bumbu, kandungan
gizi setiap olahan makanan dan lain-lain dalam suatu kebudayaan. Hampir seluruh
kepulauan di Indonesia memiliki tradisi dan ciri khas makanan tersendiri di
setiap daerah dengan cita rasa yang berbeda. Sebagian dari kuliner Indonesia
sudah banyak yang dikenal dan masih banyak juga yang belum terkuak, serta masih
menyimpan misteri kenikmatan dari kandungan kuliner Indonesia.
Ayam Taliwang adalah makanan khas Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat yang berbahan dasar daging
ayam. Daging ayam tersebut dibakar dengan
bumbu cabai merah kering, bawangmerah, bawang
putih, tomat, terasi goreng, kencur, gula
merah, dan garam. Makanan ini biasanya disajikan bersama
makanan khas Lombok yang lain, misalnya plecing
kangkung
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang diatas, dapat dilihat permasalahan dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimana
sejarah Ayam Taliwang?
b. Bagaimana
resep makanan khas Ayam Taliwang?
c. Kegunaan
dan Filosofi apa yang ada di dalam Ayam Taliwang?
d. Perbedaan
yang ada di Ayam Taliwang?
C.
Tujuan
Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diketahui
tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.
Untuk mengetahui sejarah Ayam Taliwang
b.
Untuk mengetahui resep Ayam Taliwang
c.
Filosofi yang ada Ayam Taliwang
d.
Cara Pengolahan pada Ayam Taliwang
e.
Perbedaan yang ada di dalam Ayam Taliwang
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Salah satu unsur warisan budaya kuliner yang menjadi
ikon makanan khas masyarakat Suku Sasak di Lombok-Nusa Tenggara Barat ialah
ayam taliwang. Ciri khas kuliner ayam taliwang berupa olahan ayam kampung muda
diramu dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga memberikan cita rasa yang kuat. Penyajiannya
selalu disertai plecing kangkung dan beberuk terong.
Kemunculan ayam taliwang sendiri pertama kali pada
saat terjadi perang antara Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Karangasem Bali.
Pada masa itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan ke Lombok untuk membantu
Kerajaan Selaparang yang mendapat serangan dari kerajaan Karangasem Bali.
Orang-orang Taliwang yang bertugas sebagai pendamai tersebut ditempatkan di
suatu wilayah yang diberi nama Karang Taliwang sesuai dengan tempat mereka.
Tugas orang-orang Taliwang ini adalah melakukan pendekatan dengan Raja
Karangasem agar pertempuran yang menelan banyak kerugian nyawa dan harta benda
tidak berlanjut. Dalam misi perdamaian itu ikut serta para pemuka Agama Islam,
juru kuda dan juru masak. Masing-masing memiliki tugas tersendiri.
Pemuka agama bertugas memberi tuntunan
kehidupan kepada masyarakat dan melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem.
Juru kuda bertugas menjaga dan memilihara kuda. Juru masak bertugas menyiapkan
logistik.
Sejalan dengan tugas dan misi yang dijalankan, para
juru masak dari Kerajaan Taliwang itu melakukan tugasnya dengan baik. Mereka mengolah
dan memasak berbagai bahan makanan menjadi santapan para peminpin perang
beserta para prajurit. Salah satunya adalah pembuatan ayam bakar dengan
campuran bumbu-bumbu tertentu sesuai selera dan tradisi masyarakat
bersangkutan. Bumbu-bumbu yang digunakan berasal dari hasil alam sekitarnya
seperti bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan terasi. Pada masa itu
hasil olahan ayam merupakan makanan istimewa yang digunakan sebagai hidangan
pada saat-saat tertentu dan hanya untuk pemenuhan konsumsi sendiri.
Seiring berjalannya waktu, terjadi pembauran antara
masyarakat Karang Taliwang dengan masyarakat Sasak. Pembauran yang dominan
adalah mengadopsi berbagai bentuk pengetahuan dan tatacara kehidupan
sehari-hari. Misalnya pada pola makan dan pengolahan bahan makanan. Dalam hal
pola makan dan jenis makanan yang diolah cenderung mengadopsi budaya masyarakat
Sasak yang menyukai masakan pedas. Daging ayam diolah menjadi ayam
pelalah dengan citarasa pedas. Ayam pelalah inilah
yang menjadi cikal bakal dari ayam taliwang.
B.
Perkembangan
dan Nilai
Pembuatan ayam bakar taliwang untuk komoditas lokal
atau dijual pada masyarakat sekitar dimulai oleh seorang ibu bernama Nini
Manawiyah atau Papin Manawiwah. Pagi hingga siang hari Manawiyah berjualan nasi
ayam pelalah di rumahnya di Karang Taliwang. Kemudian pada
sore hingga malam menjelang subuh berjualan secara bakulan di Pasar
Cakranegara. Menu yang disajikan terdiri atas nasi, ayam bakar pelalah dan
beberuk.
Masakan ayam bakar Manawiyah dikenal enak dan banyak
dicari oleh para pelanggannya. Tidak mengherankan jika kemudian nasi ayam
Manawiyah mulai tenar di Kota Mataram. Kebetulan Manawiyah berasal dari Karang
Taliwang, sehingga pelanggan yang sering membeli nasi di pada Manawiyah
menyebutnya dengan nasi ayam taliwang.
Ketenaran ayam taliwang sudah dikenal sejak tahun
1960-an. Konon, salah satu pahlawan Revolusi Indonesia, Jenderal Ahmad Yani
pernah singgah makan di warung nasi ayam Nini Manawiyah di Karang Taliwang.
Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa Jenderal Ahmad Yani meninggal akibat G
30 S/ PKI. Kedatangan jenderal A. Yani di warung nasi Nini Manawiyah menjadi
tonggak peristiwa bahwa ayam pelalah yang merupakan asal
muasal ayam taliwang telah mulai dijual sekitar tahun 1960-an.
Seiring perjalanan waktu, usia Nini Manawiyah semakin
uzur. Kiprahnya sebagai penjual ayam pelalah mengalami masa
surut. Mengingat waktu berjualan yang hanya pada malam hari dan usianya yang
semakin tua, intensitas penjualan ayam taliwang Nini Manawiyah pun semakin
menyusut.
Berbarengan dengan keadaan demikian, Dea Papin Haji
Ahmad Moerad mencoba membuka usaha warung makan bersama istrinya Hajjah Salmah
pada tahun 1967. Selain karena terbatasnya pedagang warung nasi ayam di Pasar
Cakranegara, niat membuka warung makan disebabkan karena usaha Papin Haji
Achmad Moerad sebagai pengekspor sapi ke Singapura mengalami kemunduran.
Kondisi demikian, disikapi dengan mencoba membuka warung nasi ayam pelalah.
Papin Haji Achmad Moerad beserta istri mulai mencoba meracik bumbu untuk
dioleskan pada ayam bakar.
Hasilnya dikirim kepada teman-teman beliau untuk
dicicipi. Ternyata, mendapat respon positif dan menyatakan ayam bakar Haji
Moerad rasanya enak. Kemudian Dea Papin Haji Ahmad Moerad bersama istrinya
mulai mantap membuka warung nasi ayam taliwang di pasar Cakranegara.
Warung nasi Papin Haji Ahmad Moerad mula-mula hanya
sebuah warung kaki lima yang terletak di sisi barat kompleks Pasar
Cakranegara yakni di sekitar Jalan A. A. Gde Ngurah Cakranegara Mataram
sekarang. Lambat-laun warung makannya semakin ramai dikunjungi pelanggan. Sama
halnya dengan ayam pelalah yang dijual Nini Manawiyah,
ayam pelalahyang dijual di warung nasi ayam papin Ahmad Moerad juga
dikenal sebagai nasi ayam taliwang karena Dea papin Haji Achmad Moerad berasal
dari Karang Taliwang.
Setelah Nini Manawiyah dan Dea Papin Haji Achmad
Moerad, banyak masyarakat Karang Taliwang yang membuka usaha warung nasi ayam
taliwang. Tokoh-tokoh yang merintis usaha kuliner ayam taliwang dapat
dikategorikan sebagai berikut;
1. Industri
rumah tangga, dimulai sekitar tahun 1950-1960-an oleh Nini atau Papin
Manawiyah. Usaha rumahan ini awalnya hanya berjualan nasi bakulan dan bersifat
industri rumah tangga dalam sekala kecil. Di jula di kampung atau di pasar,
dengan menu sangat sederhana berupa ayam bakar dengan beberuk.
2. Rumah
makan, dimulai sekitar tahun 1967 oleh Dea Papin Achmad Moerad. Usaha ini sudah
bergerak dalam sekala yang lebih besar dan memiliki tempat usaha yang tetap,
meskipun awalnya berupa warung kaki, namun tidak lama kemudian berkembang
menjadi rumah makan. Menu yang awalnya juga sangat sederhana berupa nasi ayam
dan beberuk, namun perkembangan usaha yang pesat dan sesuai dengan permintaan
pasar menu yang disajikan semakin bervariasi.
3. Warung
Tenda mulai dikenal tahun 1970-an dimulai oleh Haji Abdul Hamid. Warung tenda
dimulai berkembang sekitar tahun 1975, dibuka di stanplat (stasius
bus) yang ada di kota Mataram. Sampai saat ini warung tenda tetap berkembang
dan banyak ditemukan di beberapa kawasan pusat perekonomian di Kota Mataran
seperti di sepanjang Jalan Pejanggik.
4. Lesehan
atau Restoran dimulai sekitar tahun 1980-an, oleh keturunan Papin Achmad Murad
diawali oleh Bapak Haji Hasbullah kemudian diikuti oleh Haji Moehibin Moerad.
Pembangunan warung makan lesehan dan restoran merupakan bentuk realisasi
kepentingan industri pariwasata. Sebab sejak tahun 1980-an ayam taliwang
digunakan sebagai salah satu wisata kuliner di Pulau Lombok.
Proses
Oleh
sebab itu, ketenaran kuliner ayam taliwang sebagai salah satu produk budaya
masyarakat Sasak perlu diinventarisasi, diproteksi, dan dilestarikan agar tidak
musnah tergerus zaman. (WN)
C.
Resep
Salah satu warisan budaya kuliner yang menjadi ikon
makanan khas masyarakat Lombok ini memiliki rasa yang pedas dan rasa kencurnya
yang kuat. Ayam yang digunakan ialah ayam kampong muda agar terasa lebih gurih
dan empuk. Pengolahannya ada yang digoreng dan ada pula yang dibakar. Penyajian
ayam taliwang ini biasanya selalu dibarengi dengan plecing kangkung dan beberuk
terong.
Bahan Bahan :
Bumbu halus:
Langkah langkah
1.
Ayam
potong jadi 4 bagian (utuh juga bisa) baluri dengan garam dan air jeruk nipis.
Diamkan 15 menit.
2.
Panaskan
minyak di wajan, tumis bumbu halus sampai wangi.
3.
Masukkan
ayam, tambahkan air. Bumbui dengan garam dan gula.
4.
Masak
dengan api kecil hingga air menyusut dan ayam empuk. Sesuaikan rasanya. Angkat.
5.
Bakar
ayam di atas tempat bakaran atau di atas teflon, sambil diolesi bumbu. Sajikan
dengan pelengkap
Tips
1.
Jika
tidak ada cabe merah keriting bisa diganti dengan cabe merah biasa dan jumlah
cabe rawitnya ditambah.
D. Filosofi
Bagi para pecinta
kuliner, nama ayam taliwang mungkin sudah tidak asing lagi. Di beberapa kota
besar di Indonesia barangkali kini sudah dapat dijumpai tempat kuliner ayam
taliwang. Namun, tahukah kamu asal usul ayam taliwang? Dapat dipastikan para
pecinta kuliner tidak semuanya tahu sejarah makanan khas Lombok-Nusa Tenggara
Barat ini.
Menurut sejarahnya,
ayam taliwang berasal dari masyarakat Karang Taliwang yang bermukim di
Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kemunculannya pertama kali pada masa peperangan antara Kerajaan Selaparang
dengan Kerajaan Karangasem Bali.
Pada masa peperangan
itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan untuk membantu Kerajaan Selaparang
yang tengah diserang oleh kerajaan Karangasem Bali. Orang-orang Taliwang
ditugaskan sebagai juru damai. Mereka ditempatkan Mereka ditempatkan di suatu
wilayah yang dinamakan Karang Taliwang.
Selama penugasan,
mereka melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar peperangan yang telah
menelan banyak nyawa dan harta dihentikan. Pada misi tersebut juga melibatkan berbagai
kelompok dari berbagai elemen seperti pemuka Agama islam, juru kuda dan juga
juru masak.
Masing-masing
kelompok tersebut bertugas sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka. Pemuka
Agama Islam bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat dan melakukan
pendekatan dengan Raja Karangasem. Juru kuda bertugas menjaga dan memelihara
kuda. Juru masak bertugas menyiapkan pasokan makanan selama masa itu.
Sesuai dengan
tugasnya, para juru masak ini menyajikan makanan hasil olahan ayam dengan
bumbu-bumbu yang diperoleh dari alam sekitar. Seiring berjalannya waktu,
terjadi pembauran masyarakat antara masyarakat Taliwang dengan masyarakat
Sasak. Dan masakan pun ikut mengalami pembauran. Ayam diolah menjadi ayam
pelalah, dan jadilah ayam pelalah ini cikal bakal ayam taliwang.
Begitulah
sejarah ayam taliwang yang kini menjadi ikon warisan budaya kuliner masyarakat
Lombok, khususnya masyarakat Sasak.
E. Manfaat
Protein sendiri
dibagi dua yaitu protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti
kacang-kacangan. Sedangkan protein hewani berasal dari hewan seperti ikan,
daging, telur dan susu. Protein hewani diketahui mengandung asam amino serta
asam omega 3 dan 6 yang berperan untuk pertumbuhan sel otak. Itu sebabnya
sumber protein hewani sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk perkembangan
janin. Selain berfungsi sebagai zat pembangun dan sumber energi seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya, protein juga berfungsi sebagai penyeimbang kadar
asam basa cairan tubuh serta penyembuh luka.
Betapa pentingnya
protein sehingga dapat menyebabkan gangguan fatal pada tubuh manusia jika
kekurangan. Namun demikian berbagai makanan sumber protein terutama hewani
membutuhkan perlakuan khusus karena sifatnya yang mudah membusuk, seperti
pengawetan misalnya.
Cara membuat ayam
taliwang diawali dengan mencucinya terlebih dulu. Setelah itu ayam ditaburi
garam lalu dibakar agar garam meresap ke dalam. Kemudian ayam digoreng menggunakan
minyak kelapa namun tidak sampai terlalu matang agar bumbunya meresap maksimal.
Langkah selanjutnya
adalah dipenyet dan diberi campuran bumbu yang terdiri dari cabe rawit, cabe
besar, terasi, gula, garam, dan bawang putih. Bumbu tersebut diulek tidak
sampai halus agar bisa menempel pada dagingnya. Tahap terakhir, ayam dibakar
atau digoreng lagi sesuai pesanan konsumen. Agar lebih sedap diberikan tambahan
jeruk purut.
Nama daerah asal
keluarga inilah yang kelak menjadi asal-usul nama masakan ini. Selanjutnya
keluarga ini pun mendirikan Restoran Ayam Taliwang Haji Moerad dan di kemudian
hari banyak warga Lombok yang mengikuti keluarga Moerad untuk meraih kesuksesan
yang sama. Seiring berjalannya waktu ayam taliwang perlahan identik sebagai
makanan khas Lombok.
Dengan pedas yang
sesuai tentunya agar tidak sampai mengganggu pencernaan. Tak perlu diragukan
lagi ayam taliwang memiliki semua persyaratan menjadi kuliner nusantara yang
mendunia.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan.
Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena
setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri. Sebelumnya, masakan kuliner telah
melewati sejarah dan mengalami perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari
berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai
dengan ciri khas daerah asal sukunya
masing-masing.
Penulisan makalah ini dimaksudkan
memberi informasi kepada semua pembaca agar bisa menambah wawasan tentang
kuliner. Serta menyadarkan pembaca bahwa kebudayaan Di Indonesia yang beragam
dan mencintainya.
Ayam Taliwang memberikan nilai
tersendiri dalam keberagaman makanan khas yang ada di Indonesia, Dengan
kekayaan wisata yang dimiliki wajar jika Pulau Lombok di Propinsi Nusa Tenggara
Barat menjadi destinasi wisata populer di Indonesia. Wisata alam dan budaya
jelas menjadi pemikat utama. Namun kuliner Lombok yang bervariasi juga patut
diperhitungkan. Ketiganya bisa menjadi satu paket daya tarik bagi wisatawan
lokal maupun internasional. Sebut saja ayam taliwang, plecing kangkung, sate
tanjung, sate bulayak, sate rembiga, nasi rarang, nasi puyung, sayur ares,
sayur ebatan, sayur lebui, dan masih banyak lagi.
B.
Saran
Saat ini,
kuliner ayam taliwang telah dikenal luas sebagai makanan khas Lombok dan
pemasarannya telah tersebar di seluruh Nusantara khususnya di kota-kota besar
seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Oleh sebab itu, ketenaran kuliner
ayam taliwang sebagai salah satu produk budaya masyarakat Sasak perlu
diinventarisasi, diproteksi, dan dilestarikan agar tidak musnah tergerus zaman.
(WN)
KATA PENUTUP
Demikian yang dapat dipaparkan mengenai
materi yang telah menjadi pokok bahasan di dalam makalah ini, tentunya di dalam
penulisan masih terdapat banyak kekurangan serta kelemahannya, dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya sumber atau referensi yang ada kaitannya
dengan makalah ini.
Penulis juga berharap kepada para pembaca
agar memberikan kritik dan saran yang bersigfat membangun kepada penulis
demi sempurnanya tugas makalah ini dan juga penulisan makalah di kesempatan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan khususnya bagi
para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar