Langsung ke konten utama

MAKALAH PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN AYAM GORENG TALIWANG


MAKALAH
PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN
AYAM GORENG TALIWANG




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

            Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Jakarta, Juni 2018
Penulis



Josefine


DAFTAR ISI


Cover1
Kata Pengantar2
Daftar Isi3
BAB 1 ( PENDAHULUAN )4
Latar Belakang4
Rumusan Masalah dan Tujuan5
BAB 2 ( PEMBAHASAN )
       Sejarah….. …………..………………………………………………………………..6
       Perkembangan dan Nilai...…..………………………………………………………..8
       Filosofi……....………………………………………..……………………………..10
       Resep…………………………………………………………………………….......13
       Manfaat…………………………………………………………………………...…15
BAB 3 ( PENUTUP )
       Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………17
Kata Penutup……….…………………………...……………………………………...20
Daftar Pustaka….………………………………...…………………………………….21




 






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum sebagai salah satu warisan leluhur. Ada keterkaitan antara sumber perolehan bahan makanan, rempah-rempah, tata cara penyajian, tradisi pembuatan atau memasak, penggunaan bumbu, kandungan gizi setiap olahan makanan dan lain-lain dalam suatu kebudayaan. Hampir seluruh kepulauan di Indonesia memiliki tradisi dan ciri khas makanan tersendiri di setiap daerah dengan cita rasa yang berbeda. Sebagian dari kuliner Indonesia sudah banyak yang dikenal dan masih banyak juga yang belum terkuak, serta masih menyimpan misteri kenikmatan dari kandungan kuliner Indonesia.

Ayam Taliwang adalah contoh dari keberagaman makanan atau masakan yang ada di Indonesia. Dengan bumbu yang beragam serta cita rasa yang sangtlah berbeda dari masakan ayam yang lainya.

Ayam Taliwang adalah makanan khas TaliwangSumbawa BaratNusa Tenggara Barat yang berbahan dasar daging ayam. Daging ayam tersebut dibakar dengan bumbu cabai merah kering, bawangmerahbawang putihtomatterasi goreng, kencurgula merah, dan garam. Makanan ini biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok yang lain, misalnya plecing kangkung

B.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dilihat permasalahan dalam makalah ini adalah:
a.      Bagaimana sejarah Ayam Taliwang?
b.      Bagaimana resep makanan khas Ayam Taliwang?
c.      Kegunaan dan Filosofi apa yang ada di dalam Ayam Taliwang?
d.      Perbedaan yang ada di Ayam Taliwang?

C.    Tujuan

Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini adalah:
a.                  Untuk mengetahui sejarah Ayam Taliwang
b.                  Untuk mengetahui resep Ayam Taliwang
c.                  Filosofi yang ada Ayam Taliwang
d.                  Cara Pengolahan pada Ayam Taliwang
e.                  Perbedaan yang ada di dalam Ayam Taliwang






BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Sejarah

Salah satu unsur warisan budaya kuliner yang menjadi ikon makanan khas masyarakat Suku Sasak di Lombok-Nusa Tenggara Barat ialah ayam taliwang. Ciri khas kuliner ayam taliwang berupa olahan ayam kampung muda diramu dengan bumbu-bumbu tertentu sehingga memberikan cita rasa yang kuat. Penyajiannya selalu disertai plecing kangkung dan beberuk terong.

Perkembangan tradisi kuliner ayam taliwang di Lombok, erat kaitannya dengan keberadaan masyarakat Karang Taliwang di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Masyarakat Karang Taliwang merupakan yang pertama kali memperkenalkan kuliner ayam taliwang. Mereka mengolah ayam menjadi makanan khas yang kemudian disebut sebagai ayam taliwang.

Kemunculan ayam taliwang sendiri pertama kali pada saat terjadi perang antara Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Karangasem Bali. Pada masa itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan ke Lombok untuk membantu Kerajaan Selaparang yang mendapat serangan dari kerajaan Karangasem Bali. Orang-orang Taliwang yang bertugas sebagai pendamai tersebut ditempatkan di suatu wilayah yang diberi nama Karang Taliwang sesuai dengan tempat mereka. Tugas orang-orang Taliwang ini adalah melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar pertempuran yang menelan banyak kerugian nyawa dan harta benda tidak berlanjut. Dalam misi perdamaian itu ikut serta para pemuka Agama Islam, juru kuda  dan juru masak. Masing-masing memiliki tugas tersendiri.  

Pemuka agama bertugas memberi tuntunan kehidupan kepada masyarakat dan melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem. Juru kuda bertugas menjaga dan memilihara kuda. Juru masak bertugas menyiapkan logistik.

Sejalan dengan tugas dan misi yang dijalankan, para juru masak dari Kerajaan Taliwang itu melakukan tugasnya dengan baik. Mereka mengolah dan memasak berbagai bahan makanan menjadi santapan para peminpin perang beserta para prajurit. Salah satunya adalah pembuatan ayam bakar dengan campuran bumbu-bumbu tertentu sesuai selera dan tradisi masyarakat bersangkutan. Bumbu-bumbu yang digunakan berasal dari hasil alam sekitarnya seperti bawang merah, bawang putih, cabai, garam, dan terasi. Pada masa itu hasil olahan ayam merupakan makanan istimewa yang digunakan sebagai hidangan pada saat-saat tertentu dan hanya untuk pemenuhan konsumsi sendiri.

Seiring berjalannya waktu, terjadi pembauran antara masyarakat Karang Taliwang dengan masyarakat Sasak. Pembauran yang dominan adalah mengadopsi berbagai bentuk pengetahuan dan tatacara kehidupan sehari-hari. Misalnya pada pola makan dan pengolahan bahan makanan. Dalam hal pola makan dan jenis makanan yang diolah cenderung mengadopsi budaya masyarakat Sasak yang menyukai masakan pedas. Daging ayam diolah menjadi ayam pelalah dengan citarasa pedas. Ayam pelalah inilah yang menjadi cikal bakal dari ayam taliwang.

B.    Perkembangan dan Nilai

Pembuatan ayam bakar taliwang untuk komoditas lokal atau dijual pada masyarakat sekitar dimulai oleh seorang ibu bernama Nini Manawiyah atau Papin Manawiwah. Pagi hingga siang hari Manawiyah berjualan nasi ayam pelalah di rumahnya di Karang Taliwang. Kemudian pada sore hingga malam menjelang subuh berjualan secara bakulan di Pasar Cakranegara. Menu yang disajikan terdiri atas nasi, ayam bakar pelalah dan beberuk.

Masakan ayam bakar Manawiyah dikenal enak dan banyak dicari oleh para pelanggannya. Tidak mengherankan jika kemudian nasi ayam Manawiyah mulai tenar di Kota Mataram. Kebetulan Manawiyah berasal dari Karang Taliwang, sehingga pelanggan yang sering membeli nasi di pada Manawiyah menyebutnya dengan nasi ayam taliwang.

Ketenaran ayam taliwang sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Konon, salah satu pahlawan Revolusi Indonesia, Jenderal Ahmad Yani pernah singgah makan di warung nasi ayam Nini Manawiyah di Karang Taliwang. Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa Jenderal Ahmad Yani meninggal akibat G 30 S/ PKI. Kedatangan jenderal A. Yani di warung nasi Nini Manawiyah menjadi tonggak peristiwa bahwa ayam pelalah yang merupakan asal muasal ayam taliwang telah mulai dijual sekitar tahun 1960-an.

Seiring perjalanan waktu, usia Nini Manawiyah semakin uzur. Kiprahnya sebagai penjual ayam pelalah mengalami masa surut. Mengingat waktu berjualan yang hanya pada malam hari dan usianya yang semakin tua, intensitas penjualan ayam taliwang Nini Manawiyah pun semakin menyusut.

Berbarengan dengan keadaan demikian, Dea Papin Haji Ahmad Moerad mencoba membuka usaha warung makan bersama istrinya Hajjah Salmah pada tahun 1967. Selain karena terbatasnya pedagang warung nasi ayam di Pasar Cakranegara, niat membuka warung makan disebabkan karena usaha Papin Haji Achmad Moerad sebagai pengekspor sapi ke Singapura mengalami kemunduran. Kondisi demikian, disikapi dengan mencoba membuka warung nasi ayam pelalah. Papin Haji Achmad Moerad beserta istri mulai mencoba meracik bumbu untuk dioleskan pada ayam bakar.

Hasilnya dikirim kepada teman-teman beliau untuk dicicipi. Ternyata, mendapat respon positif dan menyatakan ayam bakar Haji Moerad rasanya enak. Kemudian Dea Papin Haji Ahmad Moerad bersama istrinya mulai mantap membuka warung nasi ayam taliwang di pasar Cakranegara.

Warung nasi Papin Haji Ahmad Moerad mula-mula hanya sebuah warung kaki lima yang terletak di sisi barat kompleks Pasar Cakranegara  yakni di sekitar Jalan A. A. Gde Ngurah Cakranegara Mataram sekarang. Lambat-laun warung makannya semakin ramai dikunjungi pelanggan. Sama halnya dengan ayam pelalah yang dijual Nini Manawiyah, ayam pelalahyang dijual di warung nasi ayam papin Ahmad Moerad juga dikenal sebagai nasi ayam taliwang karena Dea papin Haji Achmad Moerad berasal dari Karang Taliwang.

Setelah Nini Manawiyah dan Dea Papin Haji Achmad Moerad, banyak masyarakat Karang Taliwang yang membuka usaha warung nasi ayam taliwang. Tokoh-tokoh yang merintis usaha kuliner ayam taliwang dapat dikategorikan sebagai berikut;


1.      Industri rumah tangga, dimulai sekitar tahun 1950-1960-an oleh Nini atau Papin Manawiyah. Usaha rumahan ini awalnya hanya berjualan nasi bakulan dan bersifat industri rumah tangga dalam sekala kecil. Di jula di kampung atau di pasar, dengan menu sangat sederhana berupa ayam bakar dengan beberuk.

2.      Rumah makan, dimulai sekitar tahun 1967 oleh Dea Papin Achmad Moerad. Usaha ini sudah bergerak dalam sekala yang lebih besar dan memiliki tempat usaha yang tetap, meskipun awalnya berupa warung kaki, namun tidak lama kemudian berkembang menjadi rumah makan. Menu yang awalnya juga sangat sederhana berupa nasi ayam dan beberuk, namun perkembangan usaha yang pesat dan sesuai dengan permintaan pasar menu yang disajikan semakin bervariasi.


3.      Warung Tenda mulai dikenal tahun 1970-an dimulai oleh Haji Abdul Hamid. Warung tenda dimulai berkembang sekitar tahun 1975, dibuka di stanplat (stasius bus) yang ada di kota Mataram. Sampai saat ini warung tenda tetap berkembang dan banyak ditemukan di beberapa kawasan pusat perekonomian di Kota Mataran seperti di sepanjang Jalan Pejanggik.

4.      Lesehan atau Restoran dimulai sekitar tahun 1980-an, oleh keturunan Papin Achmad Murad diawali oleh Bapak Haji Hasbullah kemudian diikuti oleh Haji Moehibin Moerad. Pembangunan warung makan lesehan dan restoran merupakan bentuk realisasi kepentingan industri pariwasata. Sebab sejak tahun 1980-an ayam taliwang digunakan sebagai salah satu wisata kuliner di Pulau Lombok.
Proses

Saat ini, kuliner ayam taliwang telah dikenal luas sebagai makanan khas Lombok dan pemasarannya telah tersebar di seluruh Nusantara khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali.
Oleh sebab itu, ketenaran kuliner ayam taliwang sebagai salah satu produk budaya masyarakat Sasak perlu diinventarisasi, diproteksi, dan dilestarikan agar tidak musnah tergerus zaman. (WN)



C.    Resep

Salah satu warisan budaya kuliner yang menjadi ikon makanan khas masyarakat Lombok ini memiliki rasa yang pedas dan rasa kencurnya yang kuat. Ayam yang digunakan ialah ayam kampong muda agar terasa lebih gurih dan empuk. Pengolahannya ada yang digoreng dan ada pula yang dibakar. Penyajian ayam taliwang ini biasanya selalu dibarengi dengan plecing kangkung dan beberuk terong.





            Bahan Bahan :
·         Ayam kampung kurang lebih 750 gram - 1 ekor
·         Jeruk nipis - 1 biji
·         Air - 1,5 liter
·         Garam - 1 sdt
·         Gula - 1 sdt

Bumbu halus:
·         Cabe merah keriting - 8 biji
·         Cabe rawit merah - 7 buah
·         Bawang merah - 8 siung
·         Bawang putih - 2 siung
·         Kencur - 5 cm
·         Tomat - 1 buah
·         Terasi - 1 sdt

Langkah langkah
1.      Ayam potong jadi 4 bagian (utuh juga bisa) baluri dengan garam dan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit.
2.      Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu halus sampai wangi.
3.      Masukkan ayam, tambahkan air. Bumbui dengan garam dan gula.
4.      Masak dengan api kecil hingga air menyusut dan ayam empuk. Sesuaikan rasanya. Angkat.
5.      Bakar ayam di atas tempat bakaran atau di atas teflon, sambil diolesi bumbu. Sajikan dengan pelengkap

Tips
1.      Jika tidak ada cabe merah keriting bisa diganti dengan cabe merah biasa dan jumlah cabe rawitnya ditambah.

D.    Filosofi

Bagi para pecinta kuliner, nama ayam taliwang mungkin sudah tidak asing lagi. Di beberapa kota besar di Indonesia barangkali kini sudah dapat dijumpai tempat kuliner ayam taliwang. Namun, tahukah kamu asal usul ayam taliwang? Dapat dipastikan para pecinta kuliner tidak semuanya tahu sejarah makanan khas Lombok-Nusa Tenggara Barat ini.

Menurut sejarahnya, ayam taliwang berasal dari masyarakat Karang Taliwang yang bermukim di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kemunculannya pertama kali pada masa peperangan antara Kerajaan Selaparang dengan Kerajaan Karangasem Bali.

Pada masa peperangan itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan untuk membantu Kerajaan Selaparang yang tengah diserang oleh kerajaan Karangasem Bali. Orang-orang Taliwang ditugaskan sebagai juru damai. Mereka ditempatkan Mereka ditempatkan di suatu wilayah yang dinamakan Karang Taliwang.

Selama penugasan, mereka melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar peperangan yang telah menelan banyak nyawa dan harta dihentikan. Pada misi tersebut juga melibatkan berbagai kelompok dari berbagai elemen seperti pemuka Agama islam, juru kuda dan juga juru masak.

Masing-masing kelompok tersebut bertugas sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka. Pemuka Agama Islam bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat dan melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem. Juru kuda bertugas menjaga dan memelihara kuda. Juru masak bertugas menyiapkan pasokan makanan selama masa itu.

Sesuai dengan tugasnya, para juru masak ini menyajikan makanan hasil olahan ayam dengan bumbu-bumbu yang diperoleh dari alam sekitar. Seiring berjalannya waktu, terjadi pembauran masyarakat antara masyarakat Taliwang dengan masyarakat Sasak. Dan masakan pun ikut mengalami pembauran. Ayam diolah menjadi ayam pelalah, dan jadilah ayam pelalah ini cikal bakal ayam taliwang.
Begitulah sejarah ayam taliwang yang kini menjadi ikon warisan budaya kuliner masyarakat Lombok, khususnya masyarakat Sasak.







E.    Manfaat

Protein sendiri dibagi dua yaitu protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti kacang-kacangan. Sedangkan protein hewani berasal dari hewan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein hewani diketahui mengandung asam amino serta asam omega 3 dan 6 yang berperan untuk pertumbuhan sel otak. Itu sebabnya sumber protein hewani sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk perkembangan janin. Selain berfungsi sebagai zat pembangun dan sumber energi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, protein juga berfungsi sebagai penyeimbang kadar asam basa cairan tubuh serta penyembuh luka.

Betapa pentingnya protein sehingga dapat menyebabkan gangguan fatal pada tubuh manusia jika kekurangan. Namun demikian berbagai makanan sumber protein terutama hewani membutuhkan perlakuan khusus karena sifatnya yang mudah membusuk, seperti pengawetan misalnya.

Cara membuat ayam taliwang diawali dengan mencucinya terlebih dulu. Setelah itu ayam ditaburi garam lalu dibakar agar garam meresap ke dalam. Kemudian ayam digoreng menggunakan minyak kelapa namun tidak sampai terlalu matang agar bumbunya meresap maksimal.

Langkah selanjutnya adalah dipenyet dan diberi campuran bumbu yang terdiri dari cabe rawit, cabe besar, terasi, gula, garam, dan bawang putih. Bumbu tersebut diulek tidak sampai halus agar bisa menempel pada dagingnya. Tahap terakhir, ayam dibakar atau digoreng lagi sesuai pesanan konsumen. Agar lebih sedap diberikan tambahan jeruk purut.

Sejarah ayam taliwang sendiri berasal dari keluarga Haji Moerad yang berasal dari daerah Taliwang di Pulau Sumbawa, tetangga Lombok di sisi timur. Lalu mereka pindah ke Pulau Lombok dan sang istri mendirikan usaha berjualan makanan untuk membantu suaminya mencari rezeki.

Nama daerah asal keluarga inilah yang kelak menjadi asal-usul nama masakan ini. Selanjutnya keluarga ini pun mendirikan Restoran Ayam Taliwang Haji Moerad dan di kemudian hari banyak warga Lombok yang mengikuti keluarga Moerad untuk meraih kesuksesan yang sama. Seiring berjalannya waktu ayam taliwang perlahan identik sebagai makanan khas Lombok.

Dari beberapa hal yang telah diungkap di atas dapat disimpulkan ayam taliwang adalah salah satu makanan khas Indonesia yang bukan sekedar pemuas selera tapi juga penyumbang gizi. Apalagi dengan cita rasanya yang pedas akan meningkatkan nafsu makan.

Dengan pedas yang sesuai tentunya agar tidak sampai mengganggu pencernaan. Tak perlu diragukan lagi ayam taliwang memiliki semua persyaratan menjadi kuliner nusantara yang mendunia.
Rasa yang menggoyang lidah, bergizi dan berasal dari destinasi wisata internasional. Kini tinggal menunggu peran aktif masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan sekaligus mempromosikan ayam taliwang semaksimal mungkin.






















BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan (penganan), dan minuman. Karena setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri. Sebelumnya, masakan kuliner telah melewati sejarah dan mengalami perkembangan sehingga menyebar ke Indonesia dari berbagai suku. Masing-masing suku memiliki kuliner yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas daerah  asal sukunya masing-masing.
Penulisan makalah ini dimaksudkan memberi informasi kepada semua pembaca agar bisa menambah wawasan tentang kuliner. Serta menyadarkan pembaca bahwa kebudayaan Di Indonesia yang beragam dan mencintainya.

Ayam Taliwang memberikan nilai tersendiri dalam keberagaman makanan khas yang ada di Indonesia, Dengan kekayaan wisata yang dimiliki wajar jika Pulau Lombok di Propinsi Nusa Tenggara Barat menjadi destinasi wisata populer di Indonesia. Wisata alam dan budaya jelas menjadi pemikat utama. Namun kuliner Lombok yang bervariasi juga patut diperhitungkan. Ketiganya bisa menjadi satu paket daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional. Sebut saja ayam taliwang, plecing kangkung, sate tanjung, sate bulayak, sate rembiga, nasi rarang, nasi puyung, sayur ares, sayur ebatan, sayur lebui, dan masih banyak lagi.






B.       Saran

Saat ini, kuliner ayam taliwang telah dikenal luas sebagai makanan khas Lombok dan pemasarannya telah tersebar di seluruh Nusantara khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Oleh sebab itu, ketenaran kuliner ayam taliwang sebagai salah satu produk budaya masyarakat Sasak perlu diinventarisasi, diproteksi, dan dilestarikan agar tidak musnah tergerus zaman. (WN)















KATA PENUTUP

Demikian yang dapat dipaparkan mengenai materi yang telah menjadi pokok bahasan di dalam makalah ini, tentunya di dalam penulisan masih terdapat banyak kekurangan serta kelemahannya, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya sumber atau referensi yang ada kaitannya dengan makalah ini.
Penulis juga berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersigfat membangun kepada penulis demi sempurnanya tugas makalah ini dan juga penulisan makalah di kesempatan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca pada umumnya.














DAFTAR PUSTAKA




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN COTO MAKASAR

MAKALAH PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN COTO MAKASAR KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan makalah mata kuliah “COTO MAKASAR”. Shalawat serta salam saya sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pelajaran Pengolahan Makanan Modern di program studi D4 Perhotelan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah dan segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, Juni 2018                     

MAKALAH PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN JADAH WAJIK KETAN

MAKALAH PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN MODERN JADAH WAJIK KETAN     KATA PENGANTAR Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas “JADAH WAJIK KETAN”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai makanan makanan khas daerah khususnya Jadah Wajik Ketan yang munkin sudah ditinggalkan oleh perkembangan zaman. Dalam proses pendalaman materi kuliner ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada dosen mata pelajaran dan juga rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan faedah. Jakarta, Juni 2018